republik cina

Republik Cina (Hanzi tradisional: 中華民國; Hanzi sederhana: 中华民国; Wade-Giles: Chung-hua Min-kuo, Tongyong Pinyin: JhongHuá MínGuó, Hanyu Pinyin: Zhōnghuá Mínguó) adalah sebuah negara yang saat ini menguasai daerah kepulauan Taiwan, Kepulauan Pescadores, Quemoy, dan Kepulauan Matsu. Kata “Taiwan” biasanya digunakan untuk merujuk kepada Republik Cina secara keseluruhan, sementara istilah “Cina” merujuk kepada Republik Rakyat Cina, yang menguasai Cina Daratan, Hong Kong dan Makau. Walaupun “Republik Cina” adalah nama resmi negara ini, perkataan “Cina” itu sendiri sekarang biasanya merujuk kepada Cina Daratan yang pemerintahannya diambil alih oleh Republik Rakyat Cina setelah berakhirnya pemerintahan Republik Cina (1911-1949) pada tahun 1949. Lihat Republik Cina (1911-1949) dan Perang Saudara Cina untuk keterangan lanjut.

Republik Cina (ROC) sendiri bermula di Cina Daratan, setelah penggulingan pemerintahan Dinasti Qing pada tahun 1912 menandakan penamatan 2.000 tahun pemerintahan kekaisaran. Kemunculannya di Cina Daratan adalah secara kemunculan panglima perang (war lords), Pendudukan Jepang, dan perang saudara. Pemerintahannya di tanah besar tamat pada tahun 1949 saat Partai Komunis Cina menggulingkan pemerintahan Partai Nasionalis Cina (juga dikenal sebagai Kuomintang). Lihat Republik Cina (1911-1949)

Pemerintah Republik Cina pindah ke Pulau Taiwan dan mendirikan ibukota sementaranya di Taipei di mana ia terus menganggap dirinya sebagai satu-satunya pemerintah seluruh Cina, termasuk tanah daratan, yang sah. Pada masa yang sama, Komunis di tanah daratan (mainland) menafikan kemunculan Republik Rakyat Cina dan mendakwa menjadi negara pengganti Republik Cina di seluruh negara Cina (termasuk Taiwan) dan pemerintahan nasionalis di Taiwan tidak sah. Dari pendiriannya hingga pemindahannya ke pulau Taiwan, Republik Cina telah dikatakan sebagai satu produk Kuomintang (KMT)—sebuah partai politik yang muncul sebagai hasil revolusi yang telah mendirikan Republik, sekalipun partai itu tidak lagi memerintah di Republik Cina.

Pemerintah Republik Cina kini telah mengukuhkan kedudukannya di Taiwan dan menjadi identik dengan Taiwan. Oleh sebab ini, ia tidak lagi menuntut hak pemerintahan di Cina Daratan dan Mongolia. Dewan Undangan Nasional (yang tidak ada lagi) juga telah meluluskan perubahan konstitusi untuk memberikan penduduk Taiwan, Pescadores, Quemoy, dan Matsu satu-satunya hak memerintah Republik melalui pemilu, melantik presiden dan keseluruhan anggota legislatif serta bersama dalam pemilu mengesahkan amandemen konstitusi Republik Cina. Ini menandakan bahwa pemerintah Republik mengakui bahwa hak pemerintahannya terbatas pada kawasan taklukannya saja. Reformasi yang dimulai oleh Republik di Taiwan pada tahun 1980-an dan tahun 1990-an telah mengubah Taiwan dari satu kediktatoran satu partai ke suatu negara demokrasi.

Meskipun Perang Dingin telah tamat, status politik Taiwan terus menjadi suatu isu hangat pada kedua belah selat Taiwan. Pemerintah Republik Cina adalah salah satu pendiri utama Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan pernah menjadi salah satu anggota tetap Dewan Keamanan. Akan tetapi, pada tahun 1971, pemerintahan ini, yang hanya berkuasa di Taiwan saja, ditendang keluar dari PBB dan digantikan oleh RRC. Meskipun begitu, pemerintah republik kini tidak mau mengembalikan status anggota tetap yang terpaksa dilepaskan pada masa itu. Kini, ia hanya mau menjadi anggota PBB sebagai negara yang berbeda dari RRC. Ia telah mencoba masuk PBB dari masa ke masa akan tetapi gagal karena tuntutan Republik Rakyat Cina atas Taiwan. Pemerintah Republik Cina terimbas oleh imej buruk yang disebabkan oleh Kebijakan Satu Cina yang dipromosikan oleh pemerintah RRC di Cina daratan di samping tekanan ekonomi dan diplomatik negara itu. Kebanyakan negara dunia mengubah kebijakan dilomatiknya ke pemerintah RRC di Cina daratan pada tahun 1970-an dan kini, Republik Cina di Taiwan hanya diakui oleh 25 negara.
Daftar isi
[tampilkan]

* 1 Sejarah
* 2 Politik
o 2.1 Status politik Republik Cina
o 2.2 Hubungan luar negeri
o 2.3 Struktur politik
o 2.4 Pembagian pemerintahan lokal
* 3 Kependudukan
* 4 Ekonomi
* 5 Budaya
o 5.1 Sistem kalendar
* 6 Militer
* 7 Catatan
* 8 Rujukan
* 9 Lihat pula
* 10 Pranala luar
o 10.1 Situs pemerintahan
o 10.2 Lain-lain

[sunting] Sejarah
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Republik Cina

Taiwan pernah dijajah oleh Belanda (1624), kemudian dibebaskan oleh Cheng Cheng-Kung (Koxinga) pada tahun 1662 , seorang loyalis Dinasti Ming ketika Dinasti Ming mengalami kekalahan dan digantikan oleh Dinasti Qing, dan mendirikan pemerintahan Kerajaan Tungning (1662-1683). Dengan Tainan sebagai ibukotanya, Dinasti Cheng melakukan serangkaian operasi militer dan upaya untuk kembali merebut Cina daratan yang sudah dikuasai oleh Dinasti Qing (atau Dinasti Manchuria yang dianggap orang-orang Tiongkok/Han adalah dinasti asing). Seperti halnya pemerintahan Republik Cina pada masa pelarian Chiang Kai Shek dan Chiang Ching Kuo yang menyatakan akan merebut kembali Cina daratan. Dinasti Qin akhirnya merebut pulau ini dari tangan Dinasti Cheng di bawah pimpinan Admiral Shi Lang sampai Jepang menguasai pulau ini (1895).

Wilayah Taiwan yang sekarang secara de facto merupakan wilayah Republik Cina pernah menjadi protektorat Jepang setelah peperangan Cina-Jepang pada akhir abad ke-19 (1894-1895) ketika Cina masih berada di bawah Dinasti Qing dari Manchuria yang berbuah kekalahan Cina dan perjanjian Shimonoseki (1895) sampai berakhirnya masa Perang Dunia II dan Taiwan diambil alih oleh pemerintahan Kuomintang.

Republik Cina didirikan pada tahun 1912 menyusul revolusi yang dilancarkan oleh Dr. Sun Yat-sen melawan pemerintahan Dinasti Qing. Di kemudian hari, sesuai dengan tradisi pemerintahan di Cina, tahun pemerintahan diganti menjadi tahun 1 Republik (Minguo Yuannian) untuk tahun 1912 Masehi. Republik Cina beribukota di Nanjing.

Selepas kekalahan yang dialami Jepang pada Perang Dunia II, Taiwan telah diberikan kepada tentara Sekutu dan diduduki oleh Republik Cina. Ia diperintah oleh pemerintahan militer yang korup, lantas terjerumus ke dalam keadaan kelam-kabut yang mencapai puncaknya pada peristiwa 228. Keadaan darurat telah diundangkan pada tahun 1948.

Pada tahun 1949, Republik Cina dipimpin oleh Chiang Kai Shek yang berhaluan nasionalis kalah dari perang saudara dengan Partai Komunis Cina (Zhongguo Gongchandang) pimpinan Mao Zedong dan mundur ke Taiwan. Mao Zedong kemudian memproklamirkan berdirinya negara baru Republik Rakyat Cina di Beiping, yang kemudian diubah namanya menjadi Beijing dan ditetapkan sebagai ibukota negara baru tersebut.

Semasa era Perang Dingin, Republik Cina ditampakkan Barat sebagai “Negara Cina yang bebas” dan suatu bentuk penentangan terhadap komunisme, sedangkan Republik Rakyat Cina telah dilihat sebagai “Cina Merah” atau “Cina Komunis”. Pemerintahan Republik Cina diakui sebagai satu-satunya pemerintah seluruh Cina Daratan dan Taiwan yang sah oleh PBB dan kebanyakan negara Barat hingga tahun 1970-an. Negara Timur juga berpendapat yang sama.

Republik Cina terus berada di bawah pemerintahan darurat seperti yang dinyatakan di dalam “Undang-undang Darurat selama Pemberontakan Komunis” (動員戡亂時期臨時條款) dan pemerintahan satu partai hingga empat dekade dari tahun 1948 ke tahun 1987, saat Presiden Chiang Ching-kuo dan Lee Teng-hui, yaitu Presiden pertama merupakan keturunan penduduk asli setempat, secara berangsur-angsur meliberalisasikan dan mendemokrasikan sistem pemerintahan

Pada tahun 2000, Chen Shui-bian dari partai pro-kemerdekaan Partai Progresif Demokrat (DPP) memenangi pemilu presiden dan menjadi Presiden pertama Republik Cina yang bukan dari partai KMT. Dalam Pilpres yang berlangsung pada tahun 2004, setelah Insiden 319 yang terjadi satu hari sebelum hari pemilu. Chen dan wakil presiden Annete Lu tertembak sewaktu berpawai dalam satu kampanye di kota Tainan. Chen dilantik kembali sebagai Presiden Republik Cina dengan kemenangan tipis 0,2%. Partai pimpinan Chen, DPP, juga gagal menguasai dewan majelis dengan memenangkan mayoritas kursi, dan kalah atas partai KMT yang menginginkan penyatuan kembali dengan Cina Daratan pada tahun 2005. Akan tetapi, DPP berhasil menguasai Dewan Nasional Republik Cina.

Dipublikasi di budaya republik cina, ekonomi republik cina, kekuatan militer republik cina, kependudukan republik cina, sejarah republik cina | Meninggalkan komentar

NEGARA JEPANG

BAHASA JEPANG

Bahasa Jepang Tentang suara ini dengarkan (bantuan·info) (日本語; romaji: Nihongo) merupakan bahasa resmi di Jepang dan jumlah penutur 127 juta jiwa.

Bahasa Jepang juga digunakan oleh sejumlah penduduk negara yang pernah ditaklukkannya seperti Korea dan Republik Cina. Ia juga dapat didengarkan di Amerika Serikat (California dan Hawaii) dan Brasil akibat emigrasi orang Jepang ke sana. Namun keturunan mereka yang disebut nisei (二世, generasi kedua), tidak lagi fasih dalam bahasa tersebut.

Bahasa Jepang terbagi kepada dua bentuk yaitu Hyoujungo (標準語), pertuturan standar, dan Kyoutsugo (共通語), pertuturan umum. Hyoujungo adalah bentuk yang diajarkan di sekolah dan digunakan di televisi dan segala perhubungan resmi.

[sunting] Lafal vokal
Japanese (standard) vowels.png

Bahasa Jepang mempunyai 5 huruf vokal yaitu /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/.

Lafal vokal bahasa Jepang mirip bahasa Melayu. Contohnya:

* /a/ seperti “bapa”
* /i/ seperti “ibu”
* /u/ seperti “urut”
* /e/ seperti “esok”
* /o/ seperti “obor”

[sunting] Tulisan bahasa Jepang

Tulisan bahasa Jepang berasal dari tulisan bahasa China (漢字/kanji) yang diperkenalkan pada abad keempat Masehi. Sebelum ini, orang Jepang tidak mempunyai sistem penulisan sendiri.

Tulisan Jepang terbagi kepada tiga:

* aksara Kanji (漢字) yang berasal dari China
* aksara Hiragana (ひらがな) dan
* aksara Katakana (カタカナ); keduanya berunsur daripada tulisan kanji dan dikembangkan pada abad kedelapan Masehi oleh rohaniawan Buddha untuk membantu melafazkan karakter-karakter China.

Kedua aksara terakhir ini biasa disebut kana dan keduanya terpengaruhi fonetik bahasa Sansekerta. Hal ini masih bisa dilihat dalam urutan aksara Kana. Selain itu, ada pula sistem alihaksara yang disebut romaji.

Bahasa Jepang yang kita kenal sekarang ini, ditulis dengan menggunakan kombinasi aksara Kanji, Hiragana, dan Katakana. Kanji dipakai untuk menyatakan arti dasar dari kata (baik berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau kata sandang). Hiragana ditulis sesudah kanji untuk mengubah arti dasar dari kata tersebut, dan menyesuaikannya dengan peraturan tata bahasa Jepang.
[sunting] Kana
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hiragana dan Katakana

Aksara Hiragana dan Katakana (kana) memiliki urutan seperti dibawah ini, memiliki 46 set huruf masing-masing. Keduanya (Hiragana dan Katakana) tidak memiliki arti apapun, seperti abjad dalam Bahasa Indonesia, hanya melambangkan suatu bunyi tertentu, meskipun ada juga kata-kata dalam bahasa Jepang yang terdiri dari satu ‘suku kata’, seperti me(mata), ki (pohon) ni (dua), dsb. Abjad ini diajarkan pada tingkat pra-sekolah (TK) di Jepang.
[sunting] Kanji
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kanji

Banyak sekali kanji yang diadaptasi dari Tiongkok, sehingga menimbulkan banyak kesulitan dalam membacanya. Dai Kanji Jiten adalah kamus kanji terbesar yang pernah dibuat, dan berisi 30.000 kanji. Kebanyakan kanji sudah punah, hanya terdapat pada kamus, dan sangat terbatas pemakaiannya, seperti pada penulisan suatu nama orang.

Oleh karena itu Pemerintah Jepang membuat suatu peraturan baru mengenai jumlah aksara kanji dalam Joyō Kanji atau kanji sehari-hari yang dibatasi penggunaannya sampai 1945 huruf saja. Aksara kanji melambangkan suatu arti tertentu. Suatu Kanji dapat dibaca secara dua bacaan, yaitu Onyōmi (adaptasi dari cara baca China) dan Kunyōmi (cara baca asli Jepang). Satu kanji bisa memiliki beberapa bacaan Onyomi dan Kunyomi.
[sunting] Tanda baca

Dalam kalimat bahasa Jepang tidak ada spasi yang memisahkan antara kata dan tidak ada spasi yang memisahkan antara kalimat. Walaupun bukan merupakan tanda baca yang baku, kadang-kadang juga dijumpai penggunaan tanda tanya dan tanda seru di akhir kalimat.

Tanda baca yang dikenal dalam bahasa Jepang:

* 。(句点/kuten) Fungsinya serupa dengan tanda baca titik yakni untuk mengakhiri kalimat.
* 、(読点/toten) Fungsinya hampir serupa dengan tanda baca koma yakni untuk memisahkan bagian-bagian yang penting dalam kalimat agar lebih mudah dibaca

[sunting] Angka dan Sistem Penghitungan

Bangsa Jepang pada zaman dahulu (dan dalam jumlah yang cukup terbatas pada zaman sekarang) menggunakan angka-angka Tionghoa, yang lalu dibawa ke Korea dan sampai ke Jepang. Berikut ini adalah daftar angka-angka Jepang.

Satu 二
Dua 三
Tiga 四
Empat 五
Lima 六
Enam 七
Tujuh 八
Delapan 九
Sembilan 十
Sepuluh

Setelah Kekaisaran Jepang mulai dipengaruhi oleh Eropa, angka-angka Arab mulai digunakan secara besar-besaran, dan hampir mengganti sepenuhnya kegunaan angka Tionghoa ini.

Dalam penggunaannya di Bahasa Jepang, dan untungnya juga agak mirip di bahasa Indonesia, angka-angka ini tidak bisa digunakan seperti itu saja untuk menyatakan sebuah jumlah dari sebuah barang, waktu dan sebagainya. Pertama-tama jenis barangnya harus dipertimbangkan, lalu ukurannya, dan akhirnya jumlahnya. Cara berhitung untuk waktu dan tanggal pun berbeda-beda, maka satu hal yang harus dilakukan adalah menghafalkan cara angka-angka ini bergabung dengan satuannya.
[sunting] Cara menghitung barang
[sunting] Barang secara umum

Untuk mengucapkan 1 buah yaitu ひとつ(hitotsu) dan seterusnya menambahkan huruf tsu (つ)
[sunting] Barang Panjang

Untuk mengucapkan 1 buah barang panjang (meteran) misal いっぽん(ippon). Biasa dipakai untuk menghitung jumlah pensil, botol, pohon.
[sunting] Barang Tipis

Hanya perlu angka biasa ditambahi satuan まい(mai) sebagai akhiran, Misal:1 lembar いちまい(ichimai) ,dst . Bisa digunakan untuk menghitung jumlah kertas, baju, perangko, dan benda tipis lainnya.
[sunting] Barang Besar

Hanya perlu angka biasa ditambahi satuan だい(dai) sebagai akhiran, Misal : 1 buah いちだい (ichidai),dst . Bisa digunakan untuk menghitung jumlah barang elektronik yang besar, atau barang besar pada umumnya, seperti televisi, kulkas, rumah, mobil dan sebagainya
[sunting] Cara menghitung orang

Untuk mengucapkan seorang dan seterusnya menggunakan angka biasa ditambahi satuan にん(nin), misal: 3 orang さんにん (sannin) 7 orang しちにん (shichinin)
[sunting] Tata Bahasa

Tata kalimat dalam Bahasa Jepang memakai aturan subyek-obyek. Subyek, obyek dan relasi gramatika lainnya biasa ditandai dengan partikel, yang menyisip di kalimat dan disebut posisi akhir (postposition). Struktur dasar kalimat memakai cabang topik. Contohnya adalah, Kochira-wa Tanaka-san desu (こちらは田中さんです). Kochira (“ini”) merupakan topik dari kalimat ini. Kata kerjanya ialah “desu” yang berarti “it is” dalam bahasa Inggris. Dan yang terakhir, Tanaka-san desu merupakan cabang atau komentar dari topik ini.
[sunting] Infleksi dan Konjugasi

Dalam bahasa Jepang, kata benda tidak memiliki bentuk numeral, jenis kelamin, atau aspek lainnya. Contohnya pada kata benda hon (本) yang mungkin berarti sebuah atau beberapa buku. Juga pada kata hito (人) yang mungkin berarti orang atau sekumpulan orang. Kata untuk menyebut orang biasanya dalam bentuk tunggal, contohnya Harada-san. Kalau kata panggil jamak, biasanya disebut -tachi.

Pertanyaan mempunyai bentuk yang sama dengan kalimat afirmatif. Intonasi akan meninggi setiap akhir dari kalimat pertanyaan. Dalam situasi resmi, biasanya kalimat pertanyaan disertai partikel -ka. Contohnya, kalimat ii desu (いいです。) yang berarti “Baiklah” menjadi bentuk ii desu ka (いいですか?) yang berarti “Boleh kan?”. Biasanya pada situasi tidak resmi, partikel -no (の) untuk menunjukkan penekanan, contohnya pada kalimat Doshite konai-no? yang berarti “Kenapa (kamu) tidak datang?”.

Kalimat negatif dibentuk dengan merubah bentuk kata kerja. Contohnya pada kalimat Pan o taberu (パンを食べる。) yang artinya “Saya akan makan roti) menjadi Pan-o tabenai (パンを食べない。) yang artinya “Saya tidak akan makan roti”.
[sunting] Adjektiva

Ada tiga bentuk kata sifat dalam bahasa Jepang:

1. 形容詞 (keiyoshi) yaitu penambahan partikel -i, yang memiliki akhiran konjugasi い (i). Contohnya: 暑い日 (atsui hi) yang berarti “hari yang panas”
2. 形容動詞 (keiyodoshi) yaitu penambahan partikel -na. Contoh: 変なひと (henna hito) yang berarti “orang aneh”
3. 連体詞 (rentaishi) yaitu kata sifat sebenarnya. Contoh: あの山 (ano yama)

[sunting] Partikel

Bahasa Jepang juga memiliki beberapa partikel yaitu:

* が ga untuk bentuk nominatif
* に ni untuk bentuk dativ.
* の no untuk bentuk genital
* を o untuk bentuk akusatif
* は wa sebagai topik

[sunting] Kesopanan

Biasanya untuk menghormati orang yang lebih tinggi, seperti kepada menteri atau direktur, dipakai bahasa Jepang sopan yang disebut (丁寧語) teineigo. Untuk menyebut nama menteri, diakhiri dengan partikel -sama atau -sangi. Contoh: Katsumoto-sangi (勝本ー参議). Untuk berkenalan, kita harus menggunakan bentuk bahasa sopan. Tapi, kalau sudah akrab, kita boleh memakai bahasa umum.
[sunting] Kosa kata

Bahasa Asli Jepang yaitu berasal dari bahasa asli pemukim Jepang zaman dahulu disebut yamato kotoba (大和言葉 ) yang berarti kosa kata Yamato. Kosakata Jepang sebagian besar berakar atau berasal dari Cina disebut kango (漢語) yang masuk pada abad ke-5 lewat Semenanjung Korea. Jepang banyak mengadopsi kosakata dari bahasa Inggris, kata-kata adopsi ini umumnya ditulis menggunakan huruf katakana. Contoh: マイカー (maikaa – sama dengan pelafalan “my car”) yang berarti “mobil saya”
[sunting] Belajar Bahasa Jepang

Beberapa universitas internasional di dunia mengajarkan bahasa Jepang. Mulainya ketertarikan belajar bahasa Jepang sewaktu abad ke-18 Masehi, lalu melonjak dimana Jepang mulai memimpin ekonomi dunia pada tahun 1980. Bahasa Jepang semakin diminati karena mendominasi dunia kartun (anime dan manga) di seluruh penjuru dunia. Kebanyakan dari otaku (penggemar anime) bisa berbicara bahasa Jepang walaupun hanya dasarnya. Pemerintah Jepang sebagai pihak yang mengatur bahasa Jepang menyediakan tes profisiensi sejenis TOEFL yaitu JLPT (Japanese Language Proficiency Test).
[sunting] Kekerabatan bahasa Jepang

Para pakar bahasa tidak mengetahui secara pasti kekerabatan bahasa Jepang dengan bahasa lain. Ada yang menghubungkannya dengan bahasa Altai, namun ada pula yang menghubungkannya dengan bahasa Austronesia.[2] Selain itu ada pula kemiripan secara tatabahasa dan dalam susunan kalimat serta secara fonetik dengan bahasa Korea meski secara kosakata tidaklah begitu mirip.

Meninggalkan komentar